Recent Posts

Monday 19 September 2016

Antara Penangkapan Irman Gusman dan Rencana Pemakzulan Jokowi

Ahad, 18 SEPTEMBER 2016

Berbagai pertanyaan masih berseliweran menyusul penangkapan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI, Irman Gusman, oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Penangkapan ini mengejutkan.

Bukan hanya karena barang bukti yang begitu kecil untuk ukuran yang seharusnya dijadikan target oleh KPK, namun juga karena DPD tidak memiliki kekuatan eksekusi kebijakan dan legislasi.

Maka tidak heran apabila di jejaring sosial media pun berseliweran berbagai skenario yang mungkin terjadi di bawah meja terkait penangkapan IG ini.

Salah satu skenario yang dibayangkan itu mengaitkan penangkapan Irman Gusman dengan kemungkinan impeachment pemerintah.

Analisa ini mengatakan bahwa Irman sudah menjadi target saat dia tidak bisa dilengser dari kursi ketua DPD sekitar tiga bulan bulan lalu melalui mosi tidak percaya.

Menyusul kegagalan itu, maka disiapkanlah skenario menggulung Irman dengan bantuan KPK. Irman Gusman mulai disadap dan dibuntuti. Lalu dia ketiban sial, dan kena.

Pertanyaannya adalah, mengapa Irman Gusman menjadi target?

Pada titik inilah variabel impeachment pemerintah masuk.

Disebutkan, ada banyak alasan mengapa pemerintahan Joko Widodo bisa dikategorikan gagal. Bila pemerintah diseret ke meja impeachment, maka kunci kemenangan dan kekalahan adalah penguasaan lembaga MPR RI, DPR RI dan DPD RI.

MPR sudah berhasil dilemahkan. Sementara DPR sebentar lagi akan dilemahkan. Bukan tidak mungkin Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto menarik Ade komaruddin dengan berbagai dalih. Serta mungkin sekali, Setya Novanto akan kembali memimpin DPR setelah nama baiknya direhabilitasi.

Untuk membidik Irman Gusman tidak mudah. Dia dianggap tidak memiliki kasus dan terbilang bersih. Lembaga yang dipimpinnya juga tidak punya kewenangan menyangkut proyek dan uang.

Lebih dari itu, Irman merupakan pimpinan lembaga tinggi yang paling senior. Dia menduduki jabatan Ketua DPD RI selama dua periode. Dengan sendirinya dia punya pengaruh kuat.

"Kudeta" lewat jalan mosi yang digalang AM Fatwa beberapa waktu lalu kandas ditolak mayoritas peserta sidang Pleno DPD.

Kekhawatiran terus berlanjut, karena apabila ada pemakzulan maka koalisi yang mendukung Presiden akan kalah di MPR mengingat suara DPD cukup signifikan.

Dari pertimbangan situasi itulah muncul keperluan untuk mengontrol DPD dengan berbagai cara, termasuk membuat Irman terbukti dalam operasi tangkap tangan.

Dan Irman Gusman sedang sial. 

- RMOL